Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk dari segi suku maupun agama, suatu kekayaan yang perlu disyukuri. Namun kemajemukan agama khususnya sangat rawan konflik sosial karena masing-masing melihat yang lain yang berbeda sebagai lawan dan bukan sebagai kawan yang harus dihargai dan bisa kerja sama. Selain itu sering terjadi menjadi pemeluk agama yang taat (bertakwa) sering diartikan menjadi radikal dan ekstrim, menganggap orang yang lain yang berbeda sebagai musuh yang perlu ditaklukkan dan karena itu agama sering menampilkan wajah yang suram. Dalam kaitan itu maka pemerintah mencanangkan kebijakan “moderasi beragama."

Moderasi beragama diartikan sebagai "cara pandang, sikap, dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah-tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam beragama. Selanjutnya dikatakan bahwa "moderasi beragama harus dipahami sebagai sikap beragama yang seimbang antara pengamalan agama sendiri (eksklusif) dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan (inklusif). Keseimbangan atau jalan tengah dalam praktik beragama ini niscaya akan menghindarkan kita dari sikap ekstrem berlebihan, fanatik dan sikap revolusioner dalam beragama.

Daftar isi pembelajaran
1 “mewartakan karya allah lewat pikiran, perkataan, dan perbuatan” pembelajaran
2 “allah penopang hidupku” pembelajaran
3 “aku dan seisi rumahku memuji allah” pembelajaran
4 “berkat tuhan pangkal selamat” pembelajaran
5 “menjadi ciptaan baru di dalam allah” pembelajaran
6 “ hidup yang diberkati hidup yang berkarakter” pembelajaran
7 “memperjuangkan kasih dan keadilan sosial” pembelajaran
8 “allah peduli kepada orang yang mengalami diskriminasi” pembelajaran
9 “tanggung jawab gereja terhadap kaum tertindas” pembelajaran
10 “sekolah sebagai lembaga pendidikan” pembelajaran
11 “sekolah yang terbuka terhadap kemajemukan pembelajaran
12 “alam sebagai anugerah allah” pembelajaran
13 “allah memperbaharui alam” pembelajaran
14 “kewajibanku adalah memelihara alam”